Thursday, January 12, 2017

Pidato Perpisahan Obama Disusun Berbulan-bulan


Washington DC - Pidato perpisahan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama disusun selama berbulan-bulan. Bahkan saat sedang liburan bersama keluarga di Hawaii beberapa pekan lalu, Obama bersama stafnya terus menyempurnakan pidato itu.

Dituturkan sejumlah staf Obama kepada CNN, Rabu (11/1/2017), perencanaan dimulai beberapa bulan lalu setelah Obama memutuskan untuk menyampaikan pidato perpisahannya di kota asalnya, Chicago di negara bagian Illinois. Dari kota itu, Obama memulai karier politiknya.

 Menurut juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, seperti dilansir media lokal AS, Chicago Tribune, pada musim panas lalu, Obama sempat bertanya apakah pidato perpisahan Presiden AS harus disampaikan dari Washington DC. Beberapa presiden AS sebelumnya, seperti George W Bush menyampaikan pidato perpisahan di East Room Gedung Putih di hadapan 200 pendukung serta stafnya.

Baca juga: Pidato Perpisahan, Obama Tolak Diskriminasi Warga Muslim AS

Sedangkan Bill Clinton, Ronald Reagan, dan Jimmy Carter semuanya memilih Ruang Oval sebagai lokasi pidato perpisahan sebelum mengakhiri masa jabatan. Sementara George HW Bush atau Bush senior, memilih lokasi di luar Washington DC, yakni tepatnya di West Point yang menjadi lokasi Akademi Militer AS, sebagai tempatnya menyampaikan pidato perpisahan.

Pidato perpisahan Presiden AS pertama kali dilakukan tahun 1796 silam oleh George Washington. Pidato perpisahan Washington yang terdiri atas 7.641 kata, seperti dilansir AFP, hingga kini masih dibaca Senat AS setiap tahun sebagai tradisi. Pidato itu berisi peringatan soal faksionalisme dan intervensi asing.  

Seperti pidato perpisahan Presiden AS sebelumnya, Obama menulis sendiri pidatonya. Obama mendiktekan kalimat-kalimatnya kepada ketua tim pengetik pidato kepresidenan Cody Keenan, yang menuangkan kata-kata Obama ke dalam ketikan.

Baca juga: Ini Saran Obama Untuk Orang yang Suka Berdebat di Internet

Obama kemudian memeriksa draf pidato yang sudah diketik dan memberi banyak catatan pada bagian yang ingin diubah. Obama menuliskan sendiri kata-kata baru di samping kalimat lama yang ingin diubah pada draf pidato itu. Dijelaskan salah satu pejabat AS kepada CNN, Obama dan Keenan menyusun sedikitnya empat draf pidato perpisahan. Tema utama pidato perpisahan mulai terbentuk saat Obama sedang berlibur di Hawaii.

Saat kembali ke Washington DC pada Minggu (8/1) waktu setempat, Obama mulai membaca draf terakhir sepanjang penerbangan. Selain Keenan, beberapa mantan staf dan penasihat Obama seperti Jon Favreau yang pernah menjadi pengetik pidato kepresidenan dan David Axelrod yang mantan penasihat senior, juga terlibat.  

"Rekan sesama warga Amerika, telah menjadi kehormatan bagi hidup saya untuk mengabdi pada Anda. Saya tidak akan berhenti; faktanya, saya akan tetap ada di sana bersama Anda, sebagai seorang warga negara, selama sisa hari-hari saya," ucap Obama di bagian akhir pidatonya.

Baca juga: Saat Pidato Perpisahan, Obama Pastikan ISIS Akan Dihancurkan

"Untuk sekarang, apakah Anda masih muda atau muda di dalam hati, saya memiliki satu permintaan terakhir untuk Anda sebagai presiden Anda -- hal yang sama yang saya minta ketika Anda memberi saya kesempatan 8 tahun lalu. Saya meminta Anda untuk percaya. Tidak pada kemampuan saya untuk membawa perubahan -- tapi pada kemampuan Anda," tandas Obama.

No comments:
Write komentar