Berlin - Warga di Jerman dan Prancis melakukan aksi unjuk rasa
menentang penyerangan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah di kota
Aleppo, Suriah. Mereka juga mengajak masyarakat internasional untuk
turut serta membantu serta mendukung warga sipil di Aleppo.
Di Berlin, sekitar 900 orang berkumpul di depan Reichstag, gedung parlemen Jerman. Di tengah cuaca dingin yang menyelimuti Jerman, mereka berdemo sambil membawa spanduk bertuliskan 'Anak-anak dari Aleppo memanggil Anda!' dan 'Aleppo berdarah dan dunia sedang menyaksikan'.
Selain di Reichstag, sekitar 1.800 warga lain melakukan aksi serupa di sudut kota Berlin lainnya.
"Apa yang terjadi di sana (Aleppo) adalah yang terburuk di dunia," kata salah seorang peserta unjuk rasa Mahmoud Almizeh (19), seorang pengungsi yang berasal dari Raqa, Suriah seperti dilansir AFP, Minggu (18/12/2016).
Di Berlin, sekitar 900 orang berkumpul di depan Reichstag, gedung parlemen Jerman. Di tengah cuaca dingin yang menyelimuti Jerman, mereka berdemo sambil membawa spanduk bertuliskan 'Anak-anak dari Aleppo memanggil Anda!' dan 'Aleppo berdarah dan dunia sedang menyaksikan'.
Selain di Reichstag, sekitar 1.800 warga lain melakukan aksi serupa di sudut kota Berlin lainnya.
"Apa yang terjadi di sana (Aleppo) adalah yang terburuk di dunia," kata salah seorang peserta unjuk rasa Mahmoud Almizeh (19), seorang pengungsi yang berasal dari Raqa, Suriah seperti dilansir AFP, Minggu (18/12/2016).
Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang membuka diri bagi
pengungsi dari Suriah. Tercatat, Jerman sudah menampung kurang lebih 600
ribu pengungsi asal Suriah sejak awal konflik di negara tersebut
meletus di tahun 2011. Namun sayangnya, pemimpin di Eropa lain terkesan
menutup diri dari gelombang pengungsi Suriah yang terus berdatangan.
"Kami merasa sangat tidak berdaya (menghadapi konflik di Suriah)" kata salah seorang pendemo lain, Anna Bone.
"Ketidakberdayaan ini, kesedihan ini. Itu yang membawa saya ke sini hari ini," tambahnya.
Sementara di Prancis, aksi unjuk rasa ratusan orang terhadap pemerintah Suriah terjadi di empat kota, Paris, Lille, Strasbourg dan Marseille.
"Ini gila, kekuatan dunia tidak bisa mengintervensi," kata dua orang pengunjuk rasa asal Turki, Hilal (25) dan Gulsan (26) saat melakukan aksi unjuk rasa di Paris.
Saat ini, ribuan warga sipil dan pejuang oposisi Suriah masih tertahan
di Aleppo. Mereka menunggu untuk dievakuasi dari kota tersebut menuju
tempat yang lebih aman. Sebelumnya, pemerintah Suriah melakukan
penghentian proses evakuasi warga sipil di Aleppo dengan alasan yang
tidak jelas sejak hari Jumat (16/12) lalu.
No comments:
Write komentar