Jakarta - PBB memperkirakan 200.000 warga Mosul akan mengungsi dalam beberapa hari mendatang. (Reuters)
Para
staf PBB menemukan laporan-laporan tentang kekerasan yang dilakukan
kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di kota Mosul, Irak,
sementara pasukan pemerintah makin mendekati kota itu.
Dalam satu
kasus, tiga perempuan dan tiga anak diduga ditembak setelah dibuntuti
ketika sedang dipaksa berjalan dari satu kampung ke kampung lain.
Di tempat lainnya, 15 warga sipil dilaporkan ditembak dan jenazahnya dibuang ke sungai sebagai upaya untuk menyebar teror.
- Kehadiran milisi Syiah dan Kurdi di Mosul, Turki 'tidak bisa tinggal diam'
- ISIS digempur, ribuan warga tinggalkan Mosul
- Para pemimpin ISIS diduga telah lari dari Mosul
PBB mengatakan laporan-laporan tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa ISIS menggunakan warga sipil sebagai tameng.
Sekitar
30.000 pasukan Irak, pejuang Kurdi, dan para pejuang Syiah maupun suku
Aran Sunni -dengan bantuan serangan udara dan penasihat militer koalisi
pimpinan Amerika Serikat- melancarkan serangan untuk merebut kembali
Mosul.
Serangan yang diawali delapan hari lalu itu diperkirakan
akan berlangsung selama beberapa pekan atau mungkin bulan, tergantung
dari perlawanan yang akan mereka hadapi dari sekitar 3.000 hingga 5.000
milisi ISIS yang masih bertahan di dalam kota Mosul.
Diperkirakan
sekitar 1,5 juta warga sipil hidup di Mosul dan lebih dari 200.000
mungkin akan mengungsi lagi dalam beberapa pekan mendatang.
Sebagai 'laporan awal'
Juru
bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Rupert Colville,
mengatakan bahwa mereka terus menerima laporan tentang 'penghancuran'
warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
"Bagaimanapun sulit
untuk segera mengukuhkan laporan-laporan tersebut, jadi contoh-contoh
berikut seharusnya diperlakukan sebagai laporan awal dan bukan laporan
yang pasti," kata Coville kepada para wartawan di Jenewa, Swiss, Selasa
(25/10).
Lengkapnya lihat di Detik.com
No comments:
Write komentar