Jakarta-Para pemberontak di Suriah mengumumkan serangan
besar terhadap pasukan pemerintah yang melakukan pengepungan terhadap
Aleppo timur.
Sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris,
SOHR mengatakan para jihadis menembakkan 'ratusan' rudal ke Aleppo
Barat, menewaskan sedikitnya 15 warga sipil.
Menanggapi hal itu,
kementerian pertahanan Rusia meminta izin Presiden Vladimir Putin untuk
melancarkan lagi serangan udara terhadap pemberontak yang sudah
mengalami jeda 1selama 0 hari, tapi ditolak.
Sekitar 275.000 warga terjebak di bagian timur kota Aleppo yang dikepung sejak berbulan-bulan.
- Pertempuran di Mosul: ISIS melancarkan berita propaganda
- Laporan dugaan kekejaman ISIS atas warga sipil di Mosul terungkap
Rusia
melakukan jeda serangan udara pada 18 Oktober untuk memungkinkan
evakuasi warga yang sakit dan terluka tetapi hanya sedikit yang
mengindahkan panggilan untuk meninggalkan kota.
Kementerian
Pertahanan Rusia mengatakan kematian warga sipil yang terus terjadi dan
meningkatnya aktivitas pemberontak membuat mereka mengajukan permintaan
untuk melanjutkan serangan.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry
Peskov mengatakan Putin tidak menganggapnya sebagai hal yang tepat dan
menegaskan jeda kemanusiaan harus dilanjutkan.
Sementara itu para
pejabat AS telah mengkonfirmasi laporan bahwa sebuah jet tempur Rusia
dan pesawat koalisi pimpinan AS terlibat ketegangan di udara Suriah pada
17 Oktober. Kedua pesawat hanya berjarak 800 meter satu sama lain.
Para pemberontak meluncurkan ratusan rudal ke arah posisi-posisi tentara pemerintah. (AP)
Sejauh
ini serangan dilancarkan pemberontak dari luar Aleppo tetapi dipahami
bahwa pemberontak di dalam kota juga akan bergabung dalam ofensif itu.
"Semua
faksi revolusioner, tanpa kecuali, berpartisipasi dalam pertempuran,"
kata juru bicara militer faksi Fastaqim yang berada dalam kota Aleppo
seperti dilaporkan kantor berita AP.
Lengkapnya lihat di Detik.com
No comments:
Write komentar