Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Minat belajar
adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,
seperti : gairah, keinginan, semangat, perasaan, suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah
perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (warga belajar) terhadap proses
belajar yang dijalaninya dan yang kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan
menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan
terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin
yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa
minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu
dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang
anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat
dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat
mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam
prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam
kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya
seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan
mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa
kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa
yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa
mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini
menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan
asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di
bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru
perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam
pembelajaran Seni Rupa.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana konsep
minat belajar itu ?
2.
Apa fungsi dari minat belajar
?
3.
Apa saja faktor
yang mempengaruhi minat belajar ?
4.
Faktor apa saja
yang dapat menumbuhkan minat belajar ?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
konsep minat belajar.
2.
Menjelaskan fungsi dari minat belajar.
3.
Menjelaskan
faktor yang mempengaruhi minat belajar.
4.
Menjelaskan
faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Minat
Belajar
a.
Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap
sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The
Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau
terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan
itu. Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
b.
Pengertian
Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar,
pada umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman.
Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon
yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan
kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa
belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap
sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar
dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112)
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat
dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.
B.
Fungsi Minat Belajar
Fungsi
minat dalam belajar The Liang Gie (1998:28) mengemukakan bahwa minat merupakan
salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti
dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi
ialah :
1.
Minat melahirkan
perhatian yang serta merta
Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian
yang dipaksakan.
Perhatian yang serta merta secara
spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa pemaksaan dan
kemauan dalam diri seseorang.
Sedang perhatian yang dipaksakan harus menggunakan daya untuk berkembang dan
kelangsungannya.
Menurut Jhon Adams
yang dikutip The Liang Gie (1998:29) mengatakan bahwa jika seseorang telah memiliki
minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih
menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan
semakin besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga
dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:24) bahwa minat telah muncul maka perhatian
akan mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian mudah sekali hilang.
Pendapat di atas memberikan gambaran tentang eratnya
kaitan antara minat dan perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
untuk meningkatkan perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap sesuatu,
maka terlebih dahulu harus ditingkatkan minatnya.
2.
Minat memudahkan
terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang.
Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan
tanpa pemaksaan
tenaga kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu
memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran.
Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit
untuk diperhatikan (The Liang Gie, 1998:29).
Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel (1996:183) bahwa
konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu
objek, dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas.
Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kemauan dan
hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan
siswa dan minat dalam belajar. Pendapat-pendapat
di atas, memberi gambaran bahwa tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran
sulit dipertahankan.
3.
Minat mencegah
gangguan perhatian di luar
Minat studi mencegah
terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara.
Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan
perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya
kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired (The Liang Gie, 1998:30) menjelaskan
bahwa gangguan-gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap batin karena
sumber-sumber gangguan itu sendiri.
4.
Minat memperkuat
melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat
bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap
pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi ceramah sangat
mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa teringat walaupun
hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulang-ulang
dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat (The Liang Gie, 1998:30).
Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf,
dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki
perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai.
Penadapat
di atas, menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan dan
menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
5.
Minat
memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.
Segala sesuatu yang
menjemukan, membosankan, sepele,
dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian
(Kartini Kartono, 1996:31). Pendapat senada dikemukakan oleh The Liang Gie
(1998:31) bahwa kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih
banyak berasal dari dalam diri seseorang dari pada bersumber pada hal-hal di
luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari
seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-tama menumbuhkan
minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
C.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam
proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain
sebagai berikut :
Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
1.
Aspek jasmaniah, mencakup kondisi
fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima
sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar.
Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan
dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada
dirinya.
2. Aspek Psikologis (kejiwaan),
menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan,
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut
tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang
sangat berhubungan dengan minat belajar.
Faktor dari luar siswa,
meliputi :
1. Keluarga, meliputi hubungan antar
keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Sekolah, meliputi metode mengajar,
kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media
pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta
berbagai kegiatan kurikuler.
3. Lingkungan masyarakat, meliputi
hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat
tinggal.
Dari uraian di
atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa
saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut
tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang
atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar
siswa adalah sebagai berikut :
1. Kelainan
jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak
di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.
2.
Pelajaran di
kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta
di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan.
3.
Ada masalah atau
kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari kenyataan. Dalam
hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.
4. Perhatian utama
dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti : olah
raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis,
atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
5.
Sikapnya yang
seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya suatu
sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan
demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak
berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya
jauh lebih mampu dari dirinya
sendiri.
6. Ada konflik
pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini
sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka, jadi sikap ini merupakan
satu jenis senjata untuk melawan.
D.
Faktor-faktor yang
dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif
untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan
agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa
dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan
dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya
di masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini bisa
dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua
kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :
- Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu.
- Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai
keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti
penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan
itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang
tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan
kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata
pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan
menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata
pelajaran itu akan tumbuh. JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara
untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
- Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
- Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar.
- Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
- Cek pada orang atau guru-guru lain, apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
- Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.
- Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
- Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah.
- Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
- Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
- Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman.
- Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.
Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Hamalik (Arsyad Azhar 2007:15) yang
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Dari beberapa pendapat yang
telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat
menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana
upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah
ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti
pembelajaran. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan
minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih
dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang
menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru
kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan
minat belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat
belajar sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik
beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada
peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan
psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam
penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya
dapat merangsang siswa untuk tertarik ikut serta dalam pembelajaran. Keempat,
pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat
mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
B. Saran
Setelah dicermati faktor yang mempengaruhi minat belajar pada siswa,
penulis memberi saran kepada pembaca khusunya calon guru
atau guru agar lebih memperhatikan siswanya dalam hal minat belajar. Karena
minat belajar adalah salah satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan
dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah : Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar : Pedoman bagi
Guru dan Calon Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta : Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta :
CV. Rajawali.
http://mahfudin.guru-indonesia.net/artikel_detail-23663.html,
diakses 18-06-15
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/02/minat-belajar/,
diakses 18-06-15