Kabul, - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah
menyelidiki laporan bahwa 32 warga sipil tewas akibat serangan udara
Amerika Serikat di provinsi Kunduz, Afghanistan, pekan lalu. PBB
menyebut jatuhnya korban jiwa warga sipil adalah tak bisa diterima.
Serangan udara pada Kamis (3/11) itu memicu aksi-aksi protes di Kunduz, dengan pejabat-pejabat lokal mengatakan banyak anak-anak yang menjadi korban tewas dalam serangan AS tersebut.
Militer AS telah mengakui bahwa serangan udaranya "sangat mungkin" mengakibatkan jatuhnya korban sipil. AS pun menjanjikan penyelidikan penuh atas insiden tersebut. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyebut insiden itu "peristiwa mengerikan".
"Temuan awal mengindikasikan bahwa operasi udara menewaskan setidaknya 32 warga sipil dan melukai 19 warga sipil lainnya, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak," demikian disampaikan badan misi PBB di Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (7/11/2016).
Serangan udara pada Kamis (3/11) itu memicu aksi-aksi protes di Kunduz, dengan pejabat-pejabat lokal mengatakan banyak anak-anak yang menjadi korban tewas dalam serangan AS tersebut.
Militer AS telah mengakui bahwa serangan udaranya "sangat mungkin" mengakibatkan jatuhnya korban sipil. AS pun menjanjikan penyelidikan penuh atas insiden tersebut. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyebut insiden itu "peristiwa mengerikan".
"Temuan awal mengindikasikan bahwa operasi udara menewaskan setidaknya 32 warga sipil dan melukai 19 warga sipil lainnya, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak," demikian disampaikan badan misi PBB di Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (7/11/2016).
Lengkapnya lihat di Detik.com
No comments:
Write komentar